Gelapkan Uang Nasabah, Oknum Karyawan PT PNM ULaMM Perdagangan Bungkam Dikonfirmasi

SIMALUNGUN- Oknum karyawan PT Permodalan Nasional Madani, Unit Layanan Modal Mikro (PNM ULaMM ; red), Kantor Cabang Perdagangan berinisial JS dituding tidak memiliki integritas dan tidak profesional, yang mengakibatkan nasabahnya kecewa dan mengalami kerugian.

Informasi diperoleh, soal sejumlah uang cicilan pinjaman di PT PNM ULaMM Perdagangan, sesuai objek Agunan SHM Nomor : 582, atas nama Ikhwan Nur Akhir, warga Huta III, Nagori Pematang Kerasaan Rejo, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Minggu (12/03/2023) sekira pukul 14.48 WIB.

Baca juga: Tolak Pembukaan Rekening PT Perseorangan, Ketua Umum JNI Minta Erick Tohir Evaluasi Pimpinan Bank Mandiri

Pasalnya, Ikhwan Nur Akhir telah mengirim sejumlah uang membayar cicilannya, melalui rekening Bank BRI atas nama Johannes Siregar selaku Account Maintence, PT PNM-ULaMM Perdagangan, Jalan Sudirman, Kelurahan Perdagangan III, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun.

Namun, menurut pria yang akrab dipanggil Iwan kepada jurnalis indonesiasatu.co.id, mengungkapkan, saat ini dirinya yang berprofesi sebagai buruh bangunan mandah ke Kecamatan Sosa, Kabupaten Padang Lawas sejak awal bulan November tahun 2022 yang lalu.

Baca juga: Kondisi Bibit Tanaman Ulang Kering di PTPN IV Kebun Bukit Lima, Manajemen dan Rekanan Kompak Rugikan Negara

Ia mengaku, istrinya Yusniar (46) mengalami sakit stroke, sehingga membutuhkan biaya demi berobat dan Iwan memutuskan untuk mengajukan pinjaman ke PT PNM-ULaMM Perdagangan dengan agunan Surat Keterangan Tanah miliknya.

"Kami melanjutkan pinjaman MEKAR khusus kaum Ibu Rumah Tangga atas nama istri ku, bang. Untuk biaya perobatan maka kami ajukan Surat Keterangan Tanah dengan syarat harus disertifikatkan, " sebut Iwan melalui sambungan percakapan selularnya.

Baca juga: Baru Lima Hari RTP Parapat Diresmikan Presiden RI, Tali Sling Dirusak, DRPD-SU Desak Kepolisian Sumatera Utara Usut

Selanjutnya, Iwan menjelaskan, pinjaman diproses pada awal tahun 2022 lalu dan PT PNM menyetujui pinjaman senilai Rp 24 Juta dengan cicilan perbulan Rp 1.185.000 selama 36 bulan atau 3 tahun. Setelah itu, uang pinjaman itu digunakan untuk perobatan istrinya Yusniar.

Baca juga: Kominfo-Kemenkes Telusuri Dugaan Kebocoran Data Pasien COVID-19

"Jumlah yang kami terima setelah dipotong pinjaman atas nama istri ditambah biaya Surat Keterangan Tanah dirubah jadi SHM nomor 582 bersihnya senilai Rp 10 Jutaan, bang, " ujar pria yang dikaruniai sepasang anak ini.

Persoalan muncul, ketika Iwan mengatakan, dirinya berangkat bekerja sebagai buruh bangunan dan mandah di Kecamatan Sosa, Kabupaten Padang Lawas pada awal bulan November 2022 yang lalu. Ia mengatakan, seorang pria mengaku bekerja PT PNM-ULaMM Perdagangan, menghubunginya.

Baca juga: Pengedar Sabu Kampung 3 Purbaganda Gol, Polisi Amankan 2,29 Gram dan Timbangan

"Saat bertelefon Pak Deni mengatakan, cicilan pinjaman ku tertunggak 4 bulan dan didesak harus segera dibayarkan, tanpa mau mengerti penjelasan ku bahwa cicilan selama ini terkirim kepada Pak Johanne Siregar, " ucapnya bernada lirih.

Kemudian, tak ingin bermasalah lebih jauh maka, Iwan kembali membayarkan cicilan pinjamannya sejak November tahun 2022 tersebut. Sementara, Johannes Siregar tidak merespon dan tidak menanggapi saat dihubungi melalui sambungan selularnya.

"Pak Deni nggak mau tau soal uang yang ku kirim melalui Pak Johannes dan dikatakan itu bukan urusannya. Soal kewajiban cicilan tetap ku bayarkan, bang, " ucapnya mengakhiri.

Sementara, Johannes Siregar selaku pemilik rekening, BRI - 063601022806XXX, berstatus sebagai Account Maintence, PT PNM-ULaMM Perdagangan, yang saat ini telah dimutasikan ke wilayah PT PNM-ULaMM Tanah Jawa melalui pesan percakapan selularnya dikonfirmasi, terkesan enggan menjawab.

Baca juga: Jam Pidsus Periksa 1 Saksi Terkait Tipikor Perum Perindo 2016-2019

Terpisah, Kepala Kantor PT PNM Unit Layanan Modal Mikro di Perdagangan Hari Yandisyah belum berhasil dimintai tanggapannya terkait persoalan salah satu oknum karyawannya tidak terintegritas dan tidak profesional memberikan layanan kepada nasabahnya.